Google Tax Berlaku di Spanyol

Siapa yang tidak tahu Google. Setiap kali pengguna internet terkoneksi dengan internet, hal pertama yang dibuka kebanyakan pengguna adalah Google. Bahkan kebanyakan akun email yang dimiliki pengguna internet adalah Google. Google memang sukses mendominasi pasar dunia. Gerakan dan inovasi yang luar biasa turut menopang kesuksesannya.

Google Inc. merupakan sebuah perusahaan multinasional asal Amerika Serikat yang dikhususkan pada jasa dan produk internet. Produk-produk yang dihasilkan Google meliputi teknologi pencarian atau search engine, komputasi web, perangkat lunak atau software dan periklanan daring. Sebagian besar keuntungan Google didapat dari AdWords, sebuah produk periklanan yang dibuat oleh Google yang sampai saat ini masih menjadi sumber pemasukan utama Google di bidang periklanan atau jasa advertising.

Google Tax

Google sendiri didirikan oleh Larry Page dan Sergey Brin saat keduanya masih berstatus sebagai mahasiswa Ph.D di Universitas Stanford. Mereka berdua memegang 16 persen saham perusahaan. Mereka menjadikan Google sebagai perusahaan swasta pada September 1998. Pada 2006, kantor pusat Google dipindahkan ke Mountain View California.

Bertahun-tahun Google melanglang buana di dunia internet dan telah dibuat dalam versi bahasa dari berbagai Negara. Namun, ternyata sebuah perusahaan besar sekaliber Google sendiri tak luput dari pungutan pajak.

Istilah Google Tax atau Pajak Google saat ini cukup ramai dibicarakan di Benua Eropa. Beberapa Negara di benua biru itu pun ramai-ramai memberlakukan pajak. Pajak ini mengharuskan Google untuk membayar sejumlah uang kepada para publisher berita. Beberapa Negara sudah mulai menjalankan kebijakan tersebut, salah satunya adalah Spanyol yang secara resmi menyetujui pemberlakuan pajak tersebut.

Google Tax akan mulai secara efektif diberlakukan pada Januari 2015. Ketika kebijakan tersebut mulai berlaku, maka setiap publisher berita bisa memperoleh sejumlah uang tertentu kepada search engine. Uang tersebut mereka dapatkan untuk setiap link berita yang muncul dalam hasil pencarian sebuah search engine, tak hanya terbatas pada Google saja.

Namun, belum ada informasi mengenai seberapa besar uang yang harus dibayarkan oleh search engine untuk setiap link yang mereka tampilkan kepada publisher. Pihak Google pun mengatakan jika mere ingin membangun hubungan baik dengan para publisher berita di Spanyol. Tampaknya, mereka tak keberatan dengan adanya pajak tersebut.

Spanyol bukanlah satu-satunya Negara yang memberlaukukan pajak seperti ini. Sebelumnya, Negara Jerman dan Spanyol juga memeiliki kenijakan serupa. Setelah melihat fakta bahwa beberapa Negara telah memberlakukan Google Tax, bagaimana dengan Indonesia. Apakah pemerintah Indonesia berani memberlakukan kebijakan seperti itu demi publisher berita asal tanah air.

Industry media cetak memang merupakan korban dari kemajuan dunia internet. Dimana-mana, orang cenderung membaca berita secara online daripada member Koran konvensional. Lama-kelamaan perilaku pengguna ePaper ini membuat media cetak gulung tikar.

Winamp Classic Ditransformasi dengan HTML5

Winamp adalah sebuah aplikasi pemutar media yang dibuat oleh Nullsoft. Sekarang, Nullsoft sudah menjadi salah satu cabang dari Time Warner. Time Warner sendiri merupakan sebuah perusahaan multinasional yang menghasilkan berbagai macam priduk telekomunikasi yang berasal dari New York City, Amerika Serikat.

Winamp merupakan perangkat lunak freeware atau shareware yang dapat memainkan codec dan tipe audio. Kelebihan lain dari Winamp adalah dapat dikostumisasi, dari desain hingga setting pemutaran medianya.

Winamp Classic

Winamp pertama diluncurkan oleh Justin Frankel pada tahun 1996. Pengembangan Winamp terkini mendapat pujian dari Ben Allison, Will Fisher, Taber Buhl, Maksim Tyrtyshny, Chris Edwards, dan Stephen Loomis.

Pada tahun 2005, Winamp berkembang dari hanya 33 juta pemakai bulanan menjadi lebih dari 57 juta pengguna tiap bulannya. Hal ini menjadikan Winamp sebagai software kedua yang paling sering digunakan untuk media pemutaran di dunia setelah software bawaan windows, Windows Media Player.

Pengguna komputer tentunya sudah sangat mengenal dan akrab dengan aplikasi media player Winamp. Namun, perusahaan yang meluncurkan aplikasi ini sempat akan ditutup setelah beroperasi selama15 tahun. Tapi hal itu batal terjadi karena Radionomy yang akhirnya mengakuisisi Winamp dari AOL.

Dengan diakuisisinya Winamp, aplikasi Winamp saat ini pun masih bisa diunduh dan batal mengalami kepunahan. Namun, jika para pengguna malas mengunduh aplikasi media player, Winamp, kini pengguna Winamp bisa menggunakan cara lain. Cara lain yang bisa digunakan adalah dengan melakukan streaming Winamp secara langsung di browser (live streaming).

Live streaming Winamp ini bisa dilakukan setelah seorang programmer bernama Jordan Eldredge melakukan sebuah proyek untuk menghadirkan aplikasi Winamp Classic dalam bentuk HTML5. Saat ini, Jordan pun telah menyelesaikanversi 2.9 dan bisa dijalankan secara normal. Untuk menjalankan aplikasi winamp HTML5 ini pun tak jauh berbeda penggunaannya dengan winamp konvensional yang biasa kita unduh, install, dan jalankan.

HTML 5 sendiri merupakan sebuah markup language untuk menstrukturkan dan menampilkan isi dari World Wide Web, sebuah teknologi dari internet. HTML 5 adalah revisi kelima dariHTML. HTML pertama sendiri diciptakan pada tahun 1990 dan versi terakhirnya sebelum HTML5, HTML4, diciptakan pada tahun 1997. Tujuan utama pengembangan HTML 5 adalah untuk memperbaiki teknologi HTML, sama seperti kebanyakan tujuan revisi teknologi, agar mendukung teknologi multimedia terbaru. Karena perkembangan yang terjadi di dunia internet membuat terkadang, teknologi yang ada sudah tidak lagi mendukung perkembangan yang ada. Tujuan lainnya adalah agar teknologi multimedia yang baru mudah dibaca oleh manusia dan juga lebih mudah dimengerti oleh mesin. Semua tetap didasarkan pada tiga komponen penting dari komputerisasi, yaitu software, aplikasinya, hardware, teknologi perangkat kerasnya, dan brainware, manusia yang menggunakannya.